Dalam era dimana konektivitas digital menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memahami bahwa adaptasi terhadap teknologi baru dan inovasi dalam dalam layanan pemerintahan adalah sebuah keharusan. Dengan mengintegrasikan digitalisasi dalam ekosistem provinsi dan kota cerdas, Jakarta membangun fondasi yang tangguh untuk menarik investasi, meningkatkan daya saing, dan menciptakan lingkungan bisnis yang inovatif. 

Hal ini dibahas oleh Yudhistira Nugraha, D.Phil. selaku Kepala BLUD Jakarta Smart City dalam Kuliah Umum Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) yang berlangsung di Ruang M103 Gedung M FIA UI Depok pada Rabu, 15 November 2023 siang dengan tema “The Future of Digital Government: A New Government Service Model”.

“Pemerintah Provinsi Jakarta berfokus pada kebutuhan mendesak transformasi digital untuk menjaga momentum akselerasi dan mendukung Jakarta sebagai Pusat Ekonomi dan Bisnis Global. Dalam lingkungan yang sangat fluktuatif, Pemerintah Provinsi Jakarta mengidentifikasi beberapa tantangan kunci, termasuk meningkatnya ekspektasi masyarakat dan pelaku bisnis, kemampuan untuk memulai inisiatif dan menjaga momentum, kepatuhan terhadap kebijakan dan regulasi, serta manajemen pemangku kepentingan,” kata Yudhistira.

Solusi yang diusulkan, kata Yudhistira, adalah dengan melibatkan penyusunan program terpadu yang memanfaatkan kekuatan yang sudah ada, tetapi juga mampu memperbaiki masalah dengan solusi baru yang lebih baik.

“Transformasi digital harus difasilitasi melalui pengembangan Ekosistem Digital Provinsi dan Smart City (Kota Cerdas). Melalui implementasi 4 pilar utama, yaitu Infrastruktur Digital, Masyarakat Digital, Pemerintah Digital, dan Ekonomi Digital, Jakarta akan diharapkan mampu membangun fondasi yang kuat untuk mendukung pertumbuhan sebagai pusat ekonomi dan bisnis global,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Yudhistira menyebut bahwa untuk menciptakan sebuah ekosistem Kota Cerdas mencakup infrastruktur teknologi, informasi, dan komunikasi, proses bisnis digital, sarana dan prasarana, kelembagaan, kebijakan dan tata kelola, pendanaan, serta sumber daya manusia. Untuk mewujudkannya, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk warga, akademisi, media, industri, bisnis, investor, dan pemerintah lain, untuk menciptakan lingkungan kolaboratif yang mendukung pertumbuhan ekosistem cerdas.

“Selain itu, terdapat tujuh dimensi kota cerdas yang sangat penting yaitu termasuk Smart Governance, Smart People, Smart Mobility, Smart Environment, Smart Economy, Smart Living, dan Smart Branding. Ini menjadi landasan untuk menciptakan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sebagai kerangka kerja transformasi digital, di mana kolaborasi lintas departemen menjadi kunci untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat,” katanya.

Yudhistira menyebut bahwa Transformasi digital Pemerintah Provinsi Jakarta akan didukung oleh tata kelola dan manajemen data, sumber daya manusia dan manajemen talenta, pendanaan dan insentif, kebijakan dan regulasi, serta keamanan siber. Pemprov DKI Jakarta telah melakukan pemetaan awal domain SPBE dan siap untuk mengidentifikasi peluang peningkatan melalui kolaborasi lintas departemen.

“Dengan komitmen kuat untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan digital, Pemerintah Provinsi Jakarta optimis bahwa langkah-langkah ini akan menciptakan dampak positif yang signifikan dalam mendukung Jakarta sebagai Smart City dan juga sebagai pusat ekonomi dan bisnis global,” tutupnya.

Sebagai informasi, dalam kegiatan ini turut hadir Dr. Muhamad Yopan, S.T., M.A.B dan 

Wahyu Mahendra, S.I.A., M.Egov selaku dosen FIA UI. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid dengan total peserta sebanyak 90 orang.