Dalam Era Industri 4.0, terjadi perubahan iklim bisnis dan industri yang lebih kompetitif yang disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi. Keterbatasan UMKM dalam mengadopsi teknologi informasi disebabkan oleh kurangnya pemahaman peran strategisnya dan kurangnya dukungan dari pemerintah dan lingkungan yang tidak bersahabat. Kolaborasi lintas sektoral, seperti Triple Helix Model, dapat membantu UMKM menghadapi persaingan digital dengan meningkatkan inovasi, efisiensi, dan kinerja.

“Industri 4.0 menandai perubahan iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif, dipercepat oleh perkembangan teknologi informasi. IoT, sebagai pendorong utama, menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kinerja bisnis dan memudahkan proses produksi serta pemasaran,” kata Ricky Aditya.

Ricky Aditya yang merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) menyampaikan hal tersebut dalam Lomba Management Competition 2023 yang diselenggarakan oleh UPN Veteran Jakarta pada 9 September 2023 hingga 9 November 2023. Dalam lomba ini, Ricky berhasil menyabet peringkat 1.

Penerapan IoT di UMKM, kata Ricky, dapat meningkatkan kapasitas produksi, mengurangi kegagalan produksi, dan mempercepat proses bisnis. Namun, tantangan dalam adopsi teknologi ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, sesuai konsep Triple Helix.

“Melalui Triple Helix, pemerintah dapat memberikan regulasi yang mendukung, akademisi berperan dalam pelatihan keterampilan, dan sektor swasta menyediakan dukungan finansial. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan UMKM di era persaingan digital,” katanya.

IoT, ungkap Ricky, merupakan bagian dari paradigma baru yang mengubah cara tradisional dengan memudahkan segala sesuatu. IoT memberikan potensi besar untuk bisnis, meningkatkan performa kerja, menghemat waktu proses, dan meningkatkan kualitas hidup. Namun, penerapannya juga memiliki risiko sehingga perlu adanya upaya continuous improvement melalui kolaborasi triple helix akademisi, pemerintah, dan pelaku bisnis (swasta) untuk pengembangan usaha UMKM.

“Pengimplentasian program Internet of Things (IOT) dengan konsep Triple Helix Model mampu menghemat waktu dan biaya, sehingga akan mempercepat program untuk pengembangan UMKM di Indonesia, karena semakin bertambahnya jumlah UMKM yang berkembang, stabilitas ekonomi Indonesia secara otomatis akan semakin baik,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Ricky mengungkapkan bahwa untuk memenangkan kejuaraan tersebut, ia melakukan berbagai macam riset mulai dari jurnal hingga berita. Hal ini ungkapnya membantunya untuk menyusun kerangka latar belakang dan juga teori untuk menghubungkan variabel triple helix. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa Pascasarjana FIA UI dan bekerja, ia mengaku bisa membagi waktu untuk belajar dan mengikuti lomba dengan baik.

“Tantangannya pasti membagi waktu ya, tetapi aku berusaha semampunya dan ternyata bisa karena aku percaya usaha tidak akan menghianati hasil. Untuk bisa berprestasi, sebenarnya tidak ada batasan waktu atau pun usia. Semua orang bisa berprestasi asalkan punya kemauan dan ambisi,” kata Ricky.