Depok, 14 Mei 2024. Pendidikan tinggi adalah fondasi yang penting dalam mempersiapkan generasi mendatang untuk tantangan dan peluang global. Dalam menghadapi kompleksitas dunia modern, perlu adanya langkah-langkah ambisius untuk mengubah tata kelola universitas dan memicu inovasi dalam sistem pendidikan tinggi di seluruh dunia khususnya Indonesia.
Hal tersebut merupakan kalimat yang diungkapkan oleh Professor of Public Policy di University of Melbourne, Professor Mark Considine yang juga merupakan Rektor University of Melbourne dari 2018 sampai 2020, sebagai pembuka dalam acara Symposium on University Governance: How to Make Entrepreneur University yang berlangsung di Auditorium Gedung M Fakultas Ilmu Administrasi Depok pagi.
Ia menyampaikan bahwa perlu langkah untuk mempersiapkan “Paket Lulusan Siap Kerja” di universitas. Karena paket ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan menuju transformasi tata kelola universitas. Berfokus pada tema “Transformasi Tata Kelola Universitas & Inovasi”, paket ini mencakup serangkaian langkah yang merangkul kebutuhan akan inovasi di era digital.
“Melalui restrukturisasi pendanaan, dana dialokasikan secara strategis untuk mendukung disiplin-disiplin dengan pertumbuhan pekerjaan yang tinggi, seperti ilmu teknik, ilmu pengetahuan, dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang relevan dan dibutuhkan oleh industri,” kata Prof. Mark.
Lebih lanjut, Prof. Mark menjelaskan mengenai otonomi dan fleksibilitas bagi Universitas. Ia menyebut bahwa otonomi dalam universitas berarti setiap universitas diberikan lebih banyak kewenangan untuk mengelola dana mereka sendiri, termasuk menentukan program-program pendidikan dan penelitian yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan global. Fleksibilitas ini memungkinkan universitas untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan pasar dan tuntutan masyarakat.
“Melalui pembentukan kemitraan strategis dengan lembaga-lembaga internasional, universitas mendorong kolaborasi lintas batas dalam penelitian, pengajaran, dan pertukaran akademik. Ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, tetapi juga mempromosikan pertukaran pengetahuan global yang penting untuk inovasi,” tambahnya.
Dalam paparannya, Prof. Mark juga membahas mengenai pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Technology (AI) sebagai sebuah alat transportasi penting di universitas. “Integrasi AI dalam pengajaran dan penelitian membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan. Dari evaluasi otomatis hingga analisis data, teknologi AI membantu universitas dalam menyediakan pengalaman pembelajaran yang lebih adaptif dan personal bagi mahasiswa,” katanya.
Dengan demikian, kata Prof. Mark, “Paket Lulusan Siap Kerja” bukan hanya sebuah langkah menuju meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, tetapi juga sebuah visi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dinamis dan inovatif. Melalui kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan pemangku kepentingan lainnya, ia berharap dapat menciptakan lulusan universitas yang bertekad untuk menjadi pemimpin dalam transformasi pendidikan tinggi di era digital.
Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 100 orang ini, Dosen FIA UI Prof. Dr. Eko Prasojo, Mag.rer.publ. menyampaikan bahwa FIA UI dengan University of Melbourne telah menjalin berbagai kerja sama sebelumnya termasuk penyelenggaraan program Double Degree Public Policy and Management yang telah berjalan selama 4 tahun.
“Hari ini kita membahas pentingnya tata kelola universitas dan bagaimana membangun universitas yang berfokus pada kewirausahaan. Kita perlu mengelola perencanaan, transformasi digital, dan sumber daya manusia dengan baik untuk bersaing dengan universitas lain. Mari kita juga perhatikan sumber daya keuangan seperti dana endowment dan biaya kuliah. Dengan kerjasama dan standar internasional, kita bisa menjadikan universitas sebagai pusat inovasi global,” kata Prof. Eko.