Fakultas Ilmu Administrasi UI yakni Ilmu Administrasi Niaga mengadakan kuliah umum dengan tema “Digital Marketing” pada Kamis (17/3/2022) dengan pembicara Pak Firman.

Pak Firman membawakan materi yang berjudul “Perkembangan Teknologi dan Implikasinya pada Ruang Bersaing dan Penciptaan Marketing Value.” Beliau memulai materinya dengan mengatakan bahwa perkembangan teknologi sangat penting untuk diketahui dan digunakan. Teknologi juga memberdayakan setiap hal untuk membantu manusia, namun tidak hasil teknologi itu semua aman.

“Kita kadang kala tidak sadar kalau kita diubah menjadi diri yang tidak kita kehendaki,” pungkas Pak Firman.

Pak Firman kemudian melanjutkan penjelasannya. Ia mengatakan bahwa pada masa pandemi covid19 mulai awal tahun 2020, masyarakat dunia telah menghabiskan waktunya di dunia maya menggunakan internet khususnya masyarakat Indonesia. Pasalnya, setiap hal umumnya dilakukan secara online baik pekerjaaan, sekolah, maupun hal lainnya. Saat ini, jumlahnya memang sudah berkurang, namun tetap dalam jumlah yang sangat fantastis.

Terkait hal itu, Pak Firman menjelaskan mengenai mobile momen adalah sebuah konsep yang menejlaskan dimana tiitk dalam ruang dan waktu dimana kita menggunakan perangkat mobile untuk menanggapi kebutuhan informasi, layanan, maupun keterlibatan terhadap perangkat lain. Beliau menambahkan bahwa kehidupan yang analog mengalami transformasi aktivitas sosial.

“Hal menujukkan dalam tempo satu generasi kehidupan sudah berubah total akibat perubahan teknologi yang masif.. Coba bayangkan di 20 tahun mendatang pasti terdapat perubahan yang sangat besar,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa arena proses sosial selalu mengalami perpindahan secara masiff karena semua hal dapat diperoleh dari perangkat mobile termasuk semua aspek kehidupan masyarakat sebagai implikasi dari internet of thing. Teknologi tidak pernah berhenti berkembang dimana perkembenagnnya terdiri dari tiga macam yakni aaccelerating growth, sculpting change, dan engineering trust .

“Kehidupan kita hari ini berpusat pada produksi, distribusi, dan konsumsi informasi melalui internet.Implikasinya adalah kita membutuhkan kemampuan menciptakan daya tarik yang tinggi dan kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan aplikasi pemasaran yang baik,” jelasnya.

Selanjutnya, Pak Firman mengungkapkan bahwa semua perkembangan teknologi yang telah dibahas sebelumnya berimplikasi pada hadirnya ruang-ruang bersaing baru. Dimana produsen harus membangun sebuah produk yang mernaik. Untuk itu, beliau menjelaskan bagaimana membangun nilai brand di era network yakni menggunakan teknologi untuk membantu pemasaran seperti kontek iklan yang menarik.

“Untuk membangun value berbasis content yakni dengan menggunakan brand strategy, marketing strategy, digital marketing plan, dan akhirnya mengukur valuenya dengan menggunakan KPI.’

Tak sampai distu, Pak Firman juga menjelaskan mengenai perbedaan web 1.0, web 2.0, dan web 3.0. Ia menjalaskan Web 1.0 merupakan web yang berstatus read-only dan bersifat decentralized yang lahir pada tahun 1990. Sementara Web 2.0 merupaakn web yang lahir pada awal tahun 2000 hingga 2010 yang mmapu memunculkan web yang interktif yang akhirnya membuka ruang bersaing dalam perdagangan, namum masih bersifat sentralisassi. Terakhir, untuk Web bersifat interaktif, tiga dimensi, dan juga desentralisasi.

Usai pemaparan materi dari Pak Firman, acara kemudian dilanjut dengan sesi tanya jawab. Salasah satu mahasiswa bertanya mengenai urgensi serta konsep metaverse.

Pak Firman menjawanmya dengan lugas.
“Metaverse sebenarnya ada dua konsep. Yang pertama adalah metaverse sebagai dunia paralel menjadi ektensi perluasan dari dunia analog saat ini. Terdapat kemiripannya dengan Google Erath. Nah yang memebdakan keduanya adalah di metaverse, kita bisa menikmati tiga masa yakni masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Konsep lainnya adalah grup dari metaverse pada hakekatnya merupakan sebuah sistem untuk menjaring iklan dan menjadi suatu media pemasaran secara digital. Metaverse itu adalah konsep untuk menciptakan sesuatu yang tidak dapat kita ciptakan di dunia nyata

.
Pak Firman menutup sesi dengan menyampaikan kata penutup dan pesannya kepada setiap peserta kuliah umum ini. “Yang terpenting adalah jangan percaya sepenuhnya kepada teknologi”, tegasnya.