Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) mengadakan pertemuan dengan perwakilan Roskilde School of Governance, Denmark membahas mengenai berbagai kolaborasi stratejik dalam dunia akademik.

Kedatangan Alexander Linyu Qian Chen atau yang kerap disapa Alex sebagai perwakilan dari Roskilde University salah satunya dalam rangka kegiatan kolaborasi riset GOVERNING GREEN TRANSITIONS (GOGREEN)
RESEARCH PROJECT bersama FIA UI khususnya dengan Departemen Ilmu Administrasi Negara, beberapa rangkaian kegiatan riset tersebut adalah pelaksanaan workshop dan field work ke Banyuwangi, Jawa Timur.

“Melalui GoGREEN Project juga dapat bermanfaat untuk melihat bagaimana terjadinya kolaborasi di tengah dinamisnya kondisi lingkungan,” ungkap Kepala Departemen Ilmu Administrasi Negara FIA UI Dr. Teguh Kurniawan, M.Sc.

Adapun dalam pertemuan ini, FIA UI yang diwakili oleh Ketua Departemen Ilmu Administrasi Niaga Dra. Novita Ikasari, M.Comm., Ph.D. memperkenalkan kepada Alex Administrasi Bisnis, Kluster, hingga pembahasan peluang keterlibatan Alex sebagai bagian dari Jurnal Bisnis Birokrasi.

Setelahnya, Kepala Kantor Urusan Internasional FIA UI; Dr. Reza Fathurrahman memperkenalkan FIA UI melalui brief overview dan penjelasan terkait kegiatan internasionalisasi serta peluang kerjasama internasional kedepannya.

Melengkapi hal tersebur, Kepala Unit Penjaminan Mutu Akademik (UPMA); Bapak Dra. Kusnar Budi Handaka M.Buss, memperkenalkan kepada Alex mengenai bagaimana penjaminan mutu dari aspek integrity, quality, and process di FIA UI.

Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara; M. Alfie Syarien, M.P.A juga turut memperkenalkan peminatan baru yang dibuka oleh Departemen Ilmu Administrasi Negara dan Program Pascasarjana yaitu Master of Public Policy and Governance yang nantinya bisa ditempuh selama 1,5 tahun pendidikan.

“Tahun 2023, menjadi tahun untuk yang diharapakn untuk dapat merubah kurikulum pascasarjana dalam rangka mengatasi solusi yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran pascasarjana,” Dr. Reza menambahkan.

Dalam pertemuan ini juga dibahas isu seputar plagiarisme, dimana tindakan plagiarisme ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, namu juga hal yang sangat lumrah di beberapa negara.

“Plagiarism dapat disebabkan minimnya pengetahuan mahasiswa terhadap isu yang dibahas untuk itu diperlukan perpusakaan untuk mahasiswa menambah wawasannya. Kedua, mudahnya mahasiswa untuk dapat translate bahasa sehingga memudahkan plagiarism. Solusi atas isu tersebut adalah melatih sumber daya pengajar untuk dapat memperhatikan isu, mengubah bagaimana cara menilai/menguji mahasiswa dengan cara yang lebih dapat meminimalisasi terjadinya tindakan plagiarism & humans to humans,” ungkap Alex.