Depok, 24 Juli 2023. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjalankan peran yang kritikal dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia (Mardjana, 1992). Sebagai pelengkap dari motif mencari keuntungan yang dimilikinya, BUMN juga memberikan manfaat sosial kepada pelayanan publik sehingga kinerja yang diberikan tidak saja dalam bentuk “nilai bisnis” tetapi juga ” nilai publik”.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Ubaidilah Nugraha dalam Sidang Promosi Doktor, Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Jumat (21/07/2023) di Auditorium EDISI 2020 Gedung M FIA UI. Dr. Ubaidilah mengangkat judul disertasi “Pengukuran dan Tantangan Penciptaan Nilai Publik (Public Value Creation) Melalui Penerapan ESG (Environment, Sosial, and Governance) + (Plus) pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI): Telaah Pemikiran Timo Meynhardt.”.
“Salah satu dari peran yang instrumental dari BUMN kepada penciptaan nilai publik adalah dengan melakukan implementasi ESG (Environment, Social, Governance) termasuk di dalamnya, di dalam kasus PT Bank rakyat Indonesia adalah dukungan kepada UMKM (Usaha Mikro kecil dan menengah) dan preposisi digital,” ungkapnya.
Dr. Ubaidillah menyatakan bahwa UMKM selama ini telah terbukti memiliki daya tahan tinggi menghadapi krisis-krisis di masa lalu, termasuk di dalamnya krisis keuangan Asia di tahun 1997, sebagai pilar dari pemulihan dan pertumbuhan ekonomi dengan hamper 80 juta orang bekerja sebagai pengusaha mikro dan memberikan kontribusi sebesar lebih dari 60% dari GDP (Seibel dan Ozaki, 1999). Akan tetapi, pandemi Covid-19 telah menciptakan krisis yang berbeda dimana UMKM adalah yang paling mengalami tantangan.
“Sebanyak lebih dari 60 juta pengusaha mikro mengalami masalah yang palin berat, kinerjanya menurun antara 30%-90% dikarenakan kebijakan jaga jarak dan isolasi di rumah. Ketergantungan UMKM terhadap transaksi yang memerlukan tatap muka di pasar tradisional semakin memberikan dampak negatif kepada kinerja mereka karena hanya kurang lebih 15% yang memiliki akses digital,” tambahnya.
Terkait dengan krisis ini, kata Dr. Ubaidillah, Indonesia diperkirakan akan memasuki resesi tantangan yang signifikan. Untuk memberikan respon terhadap permasalahan ini mulai melakukan transformasi dengan menekankan kepada keseimbangan antara penciptaan nilai bisnis dan penciptaan nilai publik. Seperti menciptakan model bisnis hybrid dengan memadukan kedua hal tersebut.
“Penelitian dalam disertasi ini dilakukan untuk melihat peran dan tantangan dari BUMN (dalam hal ini PT BRI Tbk) dalam mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan konsep Public Value dari perspektif nasabah, komunitas dan masyarakat dalam lanskap nilai publik yang dikembangkan oleh Timo Meynhardt (2012-2019) sebagai alternatif dari penelitian terdahulu yang banyak melihatnya dari sisi strategic management (Moore, 1995-2013),” ungkap Dr. Ubaidillah.
Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia dengan menggunakan paradigma Post-Positivism dan pendekatan penelitian mixed-method. Hasilnya, lanjut Dr. Ubaidillah, menunjukkan bahwa perusahaan semakin dinilai dari kontribusi kepada publik, selain kinerja dan tata kelola yang dijalankan. Penelitian ini juga merupakan kontribusi keterbaruan sebagai assessment public value scorecard untuk BUMN pertama dengan melakukan pengukuran terhadap GREAT (Governance, Resourceful, Economic Viability, Affiliated Position, Total Satisfaction) index.
Dalam acara sidang promosi doktor ini, Dr. Ubaidillah berhasil menjadi doktor ke-34 dari Fakultas Ilmu Administrasi dan ke 222 dalam Ilmu Administrasi dengan yudisium Sangat Memuaskan.
Sebagai informasi, sidang promosi doktor Dr. Ubaidillah ini diketuai oleh Ketua: Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si. dengan Promotor Prof. Dr. Amy Yayuk Sri Rahayu, M.Si. dan Co-Promotor: Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M. serta Penguji yang terdiri dari Dr. Toto Pranoto; Dr. Agung Firman Sampurna, MAP, CSFA; Dr. Fibria Indriati D. Liestiawati, M.Si.; Dr. Achmad Lutfi, M.Si.; dan Lisman Manurung, M.Si., Ph.D.