Tata Keloka Kolaboratif, Upaya Pengendalian Banjir JABODETABEKJUR

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]DEPOK. “Lingkungan kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang-Bekasi-Cianjur (Jabodetabekjur) mengalami degradasi drastis dari tahun ke tahun, khususnya DKI Jakarta. Hal tersebut diperparah dengan banjir tahunan Jakarta yang salah satunya disebabkan perubahan kawasan bodetabekjur dari kawasan lindung menjadi kawasan terbangun,” ujar Khairul Ishak Mahadi dalam sidang promosi doktor Ilmu Administrasi di Auditorium Juwono Sudarsono, Senin (14/1).

Anggota Komisi I Dewan Riset Daerah (DRD) 2013-2018 ini dalam disertasinya yang berjudul “Tata Kelola Kolaboratif Pengendalian Banjir di JABODETABEKJUR” menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan tata kelola kolaboratif pengendalian banjir tidak terjadi di kawasan Jabodetabekjur. Pertama, kesenjangan sumber daya dan beban sejarah. Setelah itu, tidak adanya kepemimpinan yang kuat dan anggaran yang cukup dalam memfasilitasi kebutuhan kawasan Jabodetabekjur. Terakhir, tidak adanya lembaga kolaborasi.

Ia menilai untuk mengatasi hal tersebut harus ada perbaikan dan peningkatan indikator tata kelola. “Selain itu, sistem tata kelola harus lebih kolaboratif dan melibatkan masyarakat serta memanajemen sumber daya yang ada,” ujar alumni dari Carnegie Mellon University dan Syracuse University, Amerika Serikat ini.

Khairul juga menyampaikan perlunya dibuat rencana strategis untuk 1 sampai 5 tahun ke depan. Nantinya, rencana strategis tersebut akan dijadikan sebagai pedoman pimpinan dalam menjalankan kebijakan dan pentingnya mengembangkan sistem manajemen risiko, monitoring dan evaluasi. (EM)[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]