Depok, 4 Juli 2024 – Sepak bola adalah olahraga populer di Indonesia, namun sayang prestasinya tidak mampu bersaing di tingkat dunia. Banyak persoalan yang menjadi penyebabnya, dari semua persoalan tersebut semua mengarah ke persoalan tata kelola. Pembinaan sepak bola usia muda menjadi krusial dalam membangun piramida pembinaan yang kuat yang bisa menghasilkan Tim Nasional yang kuat. Dari aspek kelembagaan, sepak bola melibatkan banyak pihak baik Pemerintah maupun di luar Pemerintah.

“Oleh karena itu penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimanakah kolaborasi pembinaan sepak bola dijalankan, melihat faktor-faktornya, sekaligus membangun model kolaborasi yang berkelanjutan,” kata Dr. Achmad Gunawan pada acara sidang promosi Doktor dalam bidang Ilmu Administrasi, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Rabu (3/6/2024) di Auditorium EDISI 2020 Gedung M FIA UI. Dr. Achmad mengangkat judul disertasi Tata Kelola Kolaboratif Pembinaan Sepak Bola Usia Muda.

Dalam pemaparannya, Dr. Achmad mengungkapkan bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa kondisi awal yang baik, desain kelembagaan yang terbuka, dan kepemimpinan fasilitatif adalah faktor krusial dalam mempengaruhi kolaborasi efektif dalam pembinaan sepak bola usia muda. Di samping itu, faktor-faktor baru seperti minat masyarakat terhadap sepak bola, peran orang tua peserta, dan hubungan antara Pemerintah dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memiliki dampak signifikan dalam mendukung pembinaan ini.

“Terkait dengan proses kolaborasi, penelitian menemukan bahwa meskipun semua aspek kolaborasi terpenuhi, terdapat tantangan dalam komitmen pada proses, terutama dari lembaga Pemerintah. Tahapan kolaborasi cenderung berjalan bertingkat dari tingkat kebijakan ke tingkat teknis, dengan inisiasi pelaksanaan program yang dominan dilakukan oleh PSSI di lapangan,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, Dr. Achmad mengusulkan model tata kelola kolaboratif yang dengan mengedepankan tiga strategi utama yaitu klaster layanan publik yakni melalui penyediaan infrastruktur dan layanan pendidikan, klaster partisipasi masyarakat melalui pengoptimalan peran orang tua dan masyarakat, serta klaster industri olahraga yakni sebagai jaminan keberlanjutan kolaborasi pembinaan sepak bola usia muda.

“Melalui penelitian ini, saran yang dapat saya berikan adalah yang pertama kepada Pemerintah dan PSSI untuk mendekatkan pembinaan sepak bola usia muda pada jalur sekolah sebagai solusi potensial dan untuk meningkatkan komitmennya dalam menyediakan pelayanan publik yang mencakup pendidikan, infrastruktur olahraga, dan rekreasi. Selanjutnya, PSSI dan Klub Sepak Bola Profesional harus mendorong pembangunan ekosistem industri sepak bola yang baik, termasuk melalui akreditasi klub dan pembinaan berjenjang hingga kelompok usia 16 tahun,” kata Dr. Achmad.

Selain itu, Dr. Achmad juga memberikan saran kepada para pihak dunia usaha (BUMN dan swasta) untuk lebih berkontribusi, baik dalam bentuk sponsorship kompetisi maupun pembinaan di SSB rayon sekolah; kepada pihak sekolah (SMP dan SMA) diharapkan dapat berkoordinasi untuk mendukung Sekolah Sepak Bola (SSB) secara efektif dengan bimbingan teknis dari PSSI; SSB disarankan untuk menjadi SSB rayon sekolah dengan fokus pada pembinaan sesuai lokasi, dengan koordinasi intensif bersama sekolah dan orang tua.

Dalam acara sidang promosi doktor ini, Dr. Achmad berhasil menjadi doktor ke-46 dari Fakultas Ilmu Administrasi dan ke 234 dalam Ilmu Administrasi dengan yudisium sangat memuaskan.

“Terakhir, orang tua diimbau untuk memberikan dukungan yang intensif dengan berkoordinasi secara langsung dengan sekolah dan SSB,” ungkapnya.
Sebagai informasi, sidang promosi doktor Achmad Gunawan ini diketuai oleh Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si. dengan Promotor Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M. dan Co-Promotor: Dr. Lina Miftahul Jannah, M.Si. serta tim penguji terdiri dari . Prof. Dr. Zainudin Amali, S.E., M.Si.; Prof. Dr. Amy Yayuk Sri Rahayu, M.Si.; Dr. Roy Valiant Salomo, M.Soc.Sc.; Dr. Fibria Indriati D. L., M.Si.; dan Dr. Agung Firman Sampurna, M.Si.