Sistem digitalisasi saat ini menjadi sebuah keharusan yang harus diaplikasikan oleh setiap pemangku kepentingan dalam menjalankan fungsinya. Seluruh pemangku kepentingan organisasi perlu memiliki keunggulan kompetitif terkait digital leadership, keterampilan kepemimpinan penjualan (selling skills), strategi bisnis, ekosistem, praktik dan budaya kerja untuk mewujudkan sales revenue. Situasi saat ini menunjukan digitalisasi urgen diterapkan didunia nyata untuk mewujudkan sumber daya manusia yang mendukung keberlanjutan bisnis yang sehat sentosa. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Yeny Yusuf.,S.E.,M.Si, Ak, CA.

“Permasalahan kegagalan dan keberhasilan perusahaan menjalani transformasi digital berdampak pada sales revenue-nya sehingga perlu melihat pengaruh digital leadership dan selling skills serta pendukung bisnis terhadap sales revenue. Penelitian ini menunjukkan masih pentingnya hal tersebut dalam digitalisasi. Ini juga melibatkan keterampilan kepemimpinan di level perusahaan yang berasal dari SDM yang dimilikinya. Sehingga untuk menghasilkan sales revenue dan menambah nilai bagi perusahaan, diciptakan dari nilai-nilai kecil yang menjadi subsistemnya, dimana subsistem ini menjadi bagian dari sistem diatasnya dan seterusnya,” kata Dr. Yeny.

Keterampilan kepemimpinan berupa digital leadership dan selling skills yang merupakan keterampilan kepemimpinan penjualan di level perusahaan (meso) yang tidak bisa memengaruhi sales revenue secara langsung dapat dipahami dari pandangan terhadap value chain. Pemikiran tentang sales revenue adalah, rangkaian aktivitas yang dijalankan dengan peran teknologi sistem informasi dalam value chain perusahaan yang diungkapkan oleh Michael Porter.

“Leadership dalam ekonomi dunia akan pindah ke negara-negara dan ke industri yang secara sistematis dan paling berhasil meningkatkan produktivitas pekerja berpengetahuan (knowledge workers) diungkapkan oleh Drucker. Dunia yang terus berkembang beberapa dekade dari pernyataan Drucker itu, nyatanya membuktikan hal tersebut melalui daftar 20 Negara Ekonomi Terkuat di Dunia 2022,” kata Yeny menambahkan.

Penelitian ini juga menunjukan bahwa ada pengaruh digital leadership dan selling skills melalui DBSS terhadap sales revenue. Digital leadership di lokus hanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap digital business strategy, digital ecosystem dan digital practice, namun tidak demikian terhadap digital culture yang menunjukkan pengaruh tidak signifikan. Dari sisi selling skills di lokus, hanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap digital business strategy, digital practice, dan digital culture namun tidak demikian terhadap digital ecosystems.

Dr. Yeny memperhatikan digital culture di lokus yang beroperasi di Indonesia yang tidak signifikan dipengaruhi oleh digital leadership-nya dan juga selling skills di lokus tidak signifikan mempengaruhi digital ecosystems-nya. Hal tersebut direlasikan dari budaya dan core business organisasi headquarternya yaitu Jepang, sebagai salah satu negara dengan teknologi paling maju di dunia di sektor publik maupun dari sektor ekonomi.

“Hasil uji hipotesis menunjukan DBSS tidak signifikan memediasi maupun memoderasi pengaruh digital leadership dan selling skills terhadap sales revenue. Hal ini dikarenakan begitu banyak pihak dan peran yang saling terkait untuk bisa menghasilkan penjualan. Hal ini sejalan dengan Romney (2021) bahwa perusahaan memperoleh sales revenuenya melalui rangkaian aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi yang terkait dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan,” ungkapnya.

Hasil penelitian ketiga dari penelitian Dr. Yeny menunjukan peran DBSS dalam menghasilkan sales revenue. Walaupun dalam uji hipotesis DBSS tidak bisa menjadi variabel-variabel perantara dan juga tidak mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap sales revenue namun sebagai support system mereka turut menggerakan proses bisnis dan penjualan di perusahaan. Selain dari uji path analysis terhadap sales revenue, DBSS yang merupakan kumpulan variabel berupa digital business strategy, digital ecosystems, digital practice, dan digital culture, juga menunjukkan perannya melalui nilai mean yang dihasilkannya.

Lebih lanjut, Dr. Yeny menyebutkan bahwa didukung oleh pengaruh langsung yang relatif signifikan dari digital leadership dan selling skills, maka peran DBSS yang semakin besar dan berjalan baik bisa turut mewujudkan sales revenue bersama support system lainnya yang tidak terlihat dalam model penelitian dan belum diteliti. DBSS perlu menjadi perhatian ketika perusahaan merencanakan dan merancang target sales revenue yang akan dicapai. Sesuai dengan Wheelen, merencanakan strategi besar perusahaan yang memiliki multidivisi dapat menjadi rumit dan memakan waktu.

Melalui penelitian ini, Dr. Yeny Yusuf memberikan beberapa rekomendasi terkait kebijakan bisnis, sales revenue dan digitalisasi diantaranya adalah masing-masing entitas di perusahaan tidak bisa ‘bekerja sendiri’ untuk menghasilkan sales revenue; sangat penting bagi organisasi bisnis untuk memiliki keterampilan digital literacy sebagai indikator utama dari digital leadership, character and integrity, AI and customers, partnership, speed, focusing on results dan deliver/ship to customers.

“Selain itu, PMDN/PMA/BUMD/BUMN bisa mengadaptasi penelitian ini untuk memeriksa ulang hambatan kepemimpinan dan keterampilan tertentu yang mungkin tidak bisa dilihat secara eksplisit. Investor lokal maupun global bisa merujuk penelitian ini ketika ingin melakukan kerjasama dengan badan usaha yang ditujunya terkait konteks digitalisasi. Terakhir, perlu riset lanjutan dengan menambah variabel terkait peran pemerintah yang menjadi variabel fenomena dalam penelitian ini, sehingga peran sales revenue dalam perekenomian negara/global melalui grand theory terkait di prodi-prodi ilmu administrasi (niaga, fiskal dan negara) bisa terliha,” kata Dr. Yeny.

Dr. Yeny Yusuf.,S.E.,M.Si, Ak, CA berhasil menjadi lulusan Program Doktor FIA UI ke-27 dan lulusan ke-215 sebagai Doktor di bidang Ilmu Administrasi Universitas Indonesia dengan promotor Prof. Dr. Martani Huseini dan co-promotor: Dr. Effy Z. Rusfian, M.Si. serta penguji Dr. Wilfridus B. Ellu, M.Si.; Dra. Corina D. Riantoputra, M.Com., Ph.D.; Prof. Bernardus Yuliarto Nugroho, MSM, Ph.D.; dan Dr. Pantius D. Soeling, M.Si. pada Kamis (12/01/2023) dengan judul disertasi ‘Sales revenue melalui pengaruh digital leadership dan selling skills’ berdasarkan perspektif ilmu Kebijakan Bisnis.