Penerus Sritex Beri Kuliah Umum di FIA UI

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]DEPOK. Bertahan lama di kancah industri Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lihat saja PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang dikenal dengan Sritex saat ini puluhan tahun berdiri tetap bertahan dan semakin berkembang pesat dengan berbagai produk tekstilnya, salah satunya seragam militer yang sudah diekspor lebih dari 100 negara. Hal ini tidak terlepas dari pemilik modal yang turun-temurun melakukan transfer of knowledge kepada generasi berikutnya. Hal yang sama dilakukan Iwan Setiawan Lukminto Bos Sritex yang baru-baru ini terpilih sebagai Best Chief Executive Officer (CEO) Bisnis Indonesia Award 2018. Ia mempersiapkan tampuk kepemimpinan untuk anaknya Wilson Setiawan Lukminto. Wilson dari kecil sudah dipersiapkan untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai penerus Sritex generasi ketiga. Di umur yang masih muda, ia diajarkan negosiasi dan rapat bersama klien Sritex yang berasal tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara.

Wilson yang masih berusia muda ini pun memberi kuliah umum di Auditorium Gedung M Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), pada Selasa, (27/11). Tema yang diangkat Wilson terkait “Proses Transformasi, Inovasi dan Suksesi Family Business Sritex di Era Disrupsi 4.0.” Menurut Wilson dalam meneruskan tampuk kepemimpinan ayahnya dia mempersiapkan diri untuk melakukan beberapa proyek sesuai dengan perkembangan teknologi. “Salah satunya penggunaan sistem robotik untuk mesin yang kami gunakan, ini penting agar tidak ada barang kami yang hilang, jadi semua terdata,” katanya.

Wilson juga bercerita kuatnya nilai-nilai yang ditanamkan kakek dan ayahnya sejak dia kecil. “Bahkan dari umur 6 bulan saya sudah diajak untuk bertemu klien,” kata laki-laki yang masih duduk di bangku SMA ini. Saat ini pun menurutnya kreativitas anak muda sangat dibutuhkan dalam perkembangan industri. Buktinya Sritex mempunyai 1,2 juta desain, dengan catatan setiap hari ada 150 desain terbaru di Sritex. Tak heran dengan pesatnya perkembangan Sritex ini Wilson berjanji akan membuat perusahaan keluarganya sepuluh kali lebih besar dari saat ini.

Manajer Umum FIA UI, Drs. Muh Azis Muslim, M.Si mengapresiasi kesediaan dari Wilson untuk berbagi ilmu terkait pengalamannya selama dipersiapkan melanjutkan kepemimpinan ayahnya. Ia takjub dengan semangat anak muda ini, biasanya dalam sebuah organisasi generasi pertama merintis, generasi kedua membangun, dan generasi ketiga hanya menikmati. Akan tetapi, Wilson mematahkan teori tersebut, Wilson sudah dipersiapkan dari kecil hal yang berkaitan dengan seluk beluk bisnis ayahnya. Tantangan berikutnya untuk industri ini yaitu meminta dukungan berupa Undang-undang (UU) yang mengatur sandang. “UU yang mengatur terkait sandang penting karena sandang merupakan kebutuhan yang selalu melekat dengan diri kita.” katanya. (MI)[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]