Kabupaten Belitung, yang telah diakui sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark, kini berada di garis depan pengembangan ekowisata berkelanjutan di Indonesia. Sebuah penelitian baru-baru ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan—pemerintah, sektor swasta, masyarakat, dan komunitas lokal—telah menjadi kunci dalam membentuk masa depan pariwisata yang ramah lingkungan di wilayah ini.
Hal tersebut disampaikan Dr. Wahyudi Utomo pada sidang promosi doktor bidang Ilmu Administrasi, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) di Auditorium EDISI 2020 Gedung M lantai 4 FIA UI Depok pada Senin (26/8/2024).
Melalui disertasi yang berjudul Mendesain Tata Kelola Kolaborasi Ekowisata Geopark di kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dr. Wahyudi bertujuan untuk menganalisis kondisi awal (starting condition) dan dimensi-dimensi yang mempengaruhi Tata Kelola Kolaborasi Ekowisata Geopark Belitung dan untuk menganalisis desain tata kelola kolaborasi yang dinamis pada pengembangan Ekowisata Geopark Belitung.
“Penelitian ini, yang berfokus pada tata kelola kolaborasi dalam ekowisata, mengungkapkan bahwa kekuatan utama di balik kesuksesan Belitung sebagai destinasi wisata global adalah sinergi yang dibangun di antara aktor-aktor lokal. Kepercayaan, nilai-nilai budaya, dan jaringan sosial atau yang dikenal sebagai modal sosial (social capital), telah menjadi pengikat yang kuat, memungkinkan setiap pihak untuk bekerja bersama demi tujuan yang lebih besar: pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif,” ungkap Dr. Wahyudi.
Salah satu temuan yang paling menonjol dari penelitian ini, kata Dr. Wahyudi, adalah bagaimana modal sosial—yang mencakup kepercayaan, norma budaya, dan jaringan sosial—berperan penting dalam menciptakan dan mempertahankan kolaborasi yang efektif. Di Kabupaten Belitung, kolaborasi tidak hanya didorong oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh inisiatif lokal yang muncul dari bawah (bottom-up), terutama melalui peran aktif Komunitas Geosites dan Desa Wisata.
Penelitian ini juga memperkaya model collaborative governance yang dikemukakan oleh Ansell and Gash, dengan menambahkan dimensi modal sosial sebagai elemen kunci yang mendukung keberhasilan proses kolaboratif. Ini menegaskan bahwa pengembangan ekowisata yang berkelanjutan di Belitung tidak bisa hanya bergantung pada struktur formal, tetapi juga pada kekuatan komunitas lokal yang mampu membangun kepercayaan dan sinergi antar pihak.
“Dampak dari tata kelola kolaboratif ini sudah mulai terlihat jelas. Pengakuan internasional dari UNESCO, peningkatan jumlah hotel dan akomodasi, serta pergeseran ekonomi lokal dari sektor tambang ke sektor pariwisata, adalah bukti nyata dari keberhasilan strategi ini. Masyarakat Belitung kini mulai memahami dan memanfaatkan potensi pariwisata sebagai sumber pendapatan yang berkelanjutan, berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” ungkapnya.
Dr. Wahyudi juga memberikan rekomendasi atas hasil penelitiannya yang ditujukan bagi Pemerintah Daerah untuk membentuk forum diskusi formal sebagai wadah komunikasi yang efektif antar pemangku kepentingan, serta menetapkan regulasi yang jelas dan mudah diimplementasikan. Selain itu, ia juga mengusulkan masyarakat lokal untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekowisata harus terus ditingkatkan, sehingga masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan dan manfaat ekowisata.
Dalam acara sidang promosi doktor ini, Dr. Wahyudi berhasil menjadi doktor ke-49 dari Fakultas Ilmu Administrasi dan ke 237 dalam Ilmu Administrasi dengan yudisium sangat memuaskan.
Sebagai informasi, sidang promosi doktor Andang Wirawan Setiabudi ini diketuai oleh Prof. Dr. Bernardus Yuliarto Nugroho, MSM, Ph.D. dengan Promotor Dr. Effy Zalfiana Rusfian, M.Si. dan Co-Promotor: Prof. Dr. Martani Huseini serta tim penguji terdiri dari Dr. Frans Teguh, M.A., C.H.E.; Dr. Andre Notohamijoyo, MSM; Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, M.Si.; dan Dr. Fibria Indriati D. L., M.Si.