Risk Government Center Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) menggelar webinar series untuk membahas mengenai kolaborasi untuk memperkuat UMKM dan Koperasi Indonesia melalui fasilitas penjaminan kredit melalui platform zoom meeting pada Rabu, 27 Juli 2022.
Acara ini menghadirkan narasumber dari berasal dari regulator keuangan (OJK), Profesional Penjaminan Kredit dan Akademisi yang terdiri dari Dr. Arif Budimanta yakni Staf Khusus Presiden RI Bidang Ekonomi; Dr. Yulius, MA. Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing; dan Dr. Toto Pranoto yang merupakan Direktur Kerja Sama RI.
Acara dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa oleh Bapak Rahmat Ramli. Kemudian, sebelum acara berlanjut ke acara inti yakni pemaparan dari ketiga narasumber, Dr. Diding S. Anwar, FMIII menyampaikan sambutan kepada para peserta webinar.
“Latar belakang pengangkatan tema ‘Memperkuat UMKM & Koperasi Indonesia Melalui Fasilitas Penjaminan Kredit’ adalah karena UMKM dan koperasi merupakan tonggak ekonomi terdepan Indonesia. Karena hal itu, tentunya pembangunannya perlu untuk terus didukung untuk bertumbuh bertumbuh dan meningkat pada skala bisnisnya. Pemenuhan kebutuhan UMKM dan koperasi menjadi faktor kunci agar dapat secara eskalatif naik kelas,” sambutnya.
Pemerintah, kata Dr.Diding, telah membuat payung hukum mengenai UMKM dan koperasi, selanjutnya perusahaan penjaminan yang berada di industri berperan dalam memfasilitasi dan menjembatani UMKM agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk itu, perlu kolaborasi pentahelix lintas generasi dan lintas ABGC&M (akademik, bisnis, government, community, dan media).
“OJK menyadari bahwa terbuka lebar kesempatan bagi lembaga penjamin untuk meningkatkan perannya untuk membangun sektor UMKM untuk memperoleh akses pendanaan. Selain itu, sangat diperlukan juga kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah provinsi dan daerah,” ujar Bambang W. Budiawan, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK.
Acara yang dimoderatori oleh Dede Suryanto, S.Sos., M.Si. ini pun kemudian berlanjut dengan penyampaian materi oleh Dr. Arif Budimanta dengan menjelaskan keadaan Indonesia di masa pandemi covid-19.
“Dunia saat ini diancam dengan kondisi stagflasi dimana inflasi tinggi dan di sisi lain mengalami tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi karena adanya structural break karena pandemi. Selain itu ada juga ancaman resesi,” ungkap Dr. Arif.
Dr. Arif melanjutkan bahwa khusus untuk UMKM ternyata mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi daripada kredit nasional. Fenomena ini menunjukkan suatu opportunity bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi pada UMKM terdapat perbaikan dan gairah pertumbuhan yang sangat baik. Selain itu, Dr. Arif menerangkan bahwa perekonomian ekonomi di Indonesia menunjukkan nilai yang terkelola dengan baik
Usai pemaparan dari Dr. Arif, narasumber kedua yakni Dr. Yulius melanjutkan sesi pemaparan dengan paparan yang berjudul “Dukungan Pemerintah untuk Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing UMKM Melalui Permodalan dan Penjaminan Kredit/Pembiayaan.”
“Pandemi covid19 memiliki dampak, baik dari segi domestik yaitu produktivitas dan daya saing rendah, nilai tambah rendah serta mobilitas tenaga kerja rendah. Namun, di Indonesia pertumbuhan kredit usaha mikro terus meningkat signifikan dan kredit usaha menengah masih tumbuh melambat,” kata Dr. Yulius.
Pemulihan ekonomi nasional, kata Dr. Yulius, di tengah gempuran dampak pandemi dapat dilakukan melalui peningkatan UMKM yakni melalui program pembiayaan yang terdiri dari hibah, relaksasi, dan fasilitasi; kemudian ada proses bisnis yang terdiri dari digitalisasi, kemitraan, dan SDM; dn terakhir adalah akses pasar yaitu trade area, pengadaan barang dan jasa, dan proteksi.
Dr. Toto Pranoto melanjutkan sesi diskusi dengan menyampaikan bahwa 7 dari setiap 10 pelaku usaha UMKM membutuhkan modal usaha sebagai yang paling dibutuhkan. Dr. Toto menyebut bahwa dukungan negara pada pembangunan UMK sebenarnya sudah cukup besar. Kini, hal yang perlu dilakukan adalah melihat apakah upaya tersebut sudah dilakukan secara optimum atau belum.
“Untuk mengatasi segala permasalahan ekonomi, ada beberapa strategi yakni seperti pengaplikasian Sistem Resi Gudang – Alternative Financing yang membantu peningkatan nilai jual dan memprotect kemampuan pelaku usaha. Kedua adalah dengan Go Digital sehingga akan lebih diterima oleh pelaku usaha di sektor mikro sangat bermanfaat.
Terakhir, Dr. Toto menerangkan harapan UMKM pada industri penjaminan terdiri dari beberapa poin yakni adanya lembaga penjaminan yang layak dan belum bankable, bagaimana melakukan pemeringkatan platform UMKM yang layak, meluncurkan program kemitraan UMKM, melakukan pendampingan kepada UMKM, menciptakan forum pertemuan dengan UMKM, serta meningkatkan literasi teknologi bagi UMKM.
Kemudian, sesi tanya jawab pun berlangsung yang mendapat berbagai respon dari para peserta webinar. Salah satunya adalah Laurensius Manurung yang mempertanyakan mengenai daya serap dana atau modal yang kecil pada UMKM dan mengenai UMKM yang masih sedikit yang memiliki legalitas.
“Disinilah perlunya untuk membangun lembaga rating sehingga dapat dilihat mengenai kondisi setiap UMKM dan mempermudah juga dalam pengaliran dana,” jawab Dr. Toto. “Soal akses pembiayaan yang mudah sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah melalui kredit usaha rakyat metode penjaminan, asuransi. Disini yang perlu adalah adanya forum untuk duduk bersama antara berbagai pihak yang terkait untuk mengatasi permasalah tersebut,” timpal Dr. Arif.
Usai sesi diskusi, FIA UI menyerahkan e-sertifikat kepada keynote speaker, panelis, dan moderator sebagai bentuk apresiasi telah mengisi acara webinar kali ini. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama.