FIA UI terus berusaha mencapai sasaran Reformasi Birokrasi, yaitu birokrasi yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi; birokrasi yang efektif dan efisien; dan birokrasi yang mempunyai pelayanan publik yang berkualitas. Salah satu indikator dari reformasi birokrasi adalah dengan penetapan Zona Integritas (ZI). Untuk itu, FIA UI membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Lingkungan Fakultas Ilmu Administrasi UI. Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan FIA UI Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M.

“Kami FIA UI memiliki tujuan untuk mengembangkan tata kelola yang transparan dan akuntabel, maka pembangunan ZI menjadi satu akselerator untuk mewujudkannya. Saat ini, FIA UI membentuk Tim Zona Integritas FIA UI menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) melalui Keputusan Dekan yang kemudian diperbaharui melalui Keputusan Rektor Universitas Indonesia. Tim ini bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan pengawasan pelaksanaan ZI di lingkungan FIA,” kata Prof. Chandra.

Dalam usaha mewujudkan WBK dan WBBM, FIA UI telah melakuakan berbagai langkah inovatif diantaranya adalah penetapan Tim ZI FIA UI 2021-2022; penyusunan dokumen rencana kerja ZI 2021 hingga 2025; melakukan sosialisasi pembangunan ZI kepada stakeholder FIA; melakukan banyak inovasi layanan digital seperti SIPEDA, SIPERU, SIKOKIN, Onedata; pembuatan logo ZI FIA; penyusunan halaman khusus di web FIA; penyusunan maklumat layanan, dan lainnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Chandra dalam acara Visitasi UI ZI Award 2022 pada Jumat, 28 Oktober 2022 pagi di FIA UI.

“Implementasi Zona Integritas ini bukan tentang siapa yang akan mendapat ranking 1 atau yang menang, bukan tentang lomba mengumpulkan dokumen namun lebih memberi sebuah kepuasan batin kepada kita saat WBK dan WBBM terwujud dan bagaimana kita bisa membuat sebuah perubahan dan meningkatkan pelayanan dan memperbaiki tata kelola. FIA UI layak sekali mendapat apresiasi atas usahanya membangun ZI di FIA UI,”kata Adi Sulistyo, Ketua Tim Asesor Pembangunan Reformasi Birokrasi Dan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Alexander AAS menyebut bahwa FIA UI memiliki keunggulan seperti kelengkapan fasilitas dan tercukupinya anggaran untuk menjalankan program dan mewujudkan ZI di lingkungan FIA UI. Dengan adanya ZI, target antara menciptakan WBK dan WBBM dengan peningkatan peringkat berjalan beriringan karena target capaian keduanya saling beririsan. Aldi berharap FIA UI mampu menyumbangkan ide-ide baru untuk membangun ZI dan mengakselerasikan ZI.

“Hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah bagaimana membangun kebersamaan agar kontrak kinerja fakultas dapat dicapai bersama. Sejak tahun 2021, kita sudah mulai membangun sistem SIKOKIN dengan melewati berbagai trial and error, dan kami selalui melakukan perbaikan terus menerus agar terbentuk sebuah sistem yang bisa mengcover kinerja setiap unit kerja. Kami juga melakukan monev setiap triwulan yang penting dilakukan untuk melihat capaiannya sampai mana, dan bagaimana mencapai capaian yg belum tercapai,” kata Dr. Umanto, S.Sos, M. Si.

Dalam acara ini, Yudi Pramudianto dari pihak Tim Asesor Pembangunan Reformasi Birokrasi Dan Zona Integritas menyebut hal mendasar dalam menyelenggarakan sebuah program atau sebuah kebijakan adalah melihat outcomenya berupa dampak yang akan diberikan kepada lingkungan masyarakat. Pengimplentasian ZI juga diharapkan dapat berjalan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di lingkungan FIA UI.

“FIA UI sudah satu langkah lebih maju untuk membangun dan mengakselerasikan pengimplemntasian ZI. ZI ini sebenarnya secara mendasar merupakan sebuah langkah untuk membentuk wilayah bebas korupsi. Dalam mengusahakan hal tersebut, kita membutuhkan penguatan dari pengawasan. Selain itu, penting juga untuk melakukan mitigasi risiko untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi dalam proses layanan ZI berjalan,” kata Yudi.

Drs. Kusnar Budi Handaka, M.Bus, Kepala UPMA SPI dan Koordinator Pengungkit Pengawasan, menerangkan bahwa menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa menghindari tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) merupakan hal terpenting dalam menciptakan WBK dan WBBM. Untuk menciptakan SDM tersebut, kata Drs. Kusnar, FIA UI menyelenggarakan mata kuliah yang berkaitan dengan penciptaan budaya anti korupsi kepada mahasiswa.

“Penegakan integritas di FIA UI di bidang akademik dilakukan dengan berbagai produk akademik seperti tulisan, dll. Pengaduan masyarakat juga telah dibuka, sosialisasi terhadap dosen, tenaga kependidikan (tendik) dan mahasiswa tentang pencegahan KKN juga sudah dilakukan,” kata Drs. Kusnar.

Prof. Chandra menambahkan bahwa terkait mitigasi risiko, FIA UI memiliki risk officer dan juga rutin melakukan manajemen resiko yang setiap tahun mengadakan risk providing. Dalam membuat suatu inovasi layanan kepada masyarakat, kata Prof. Chandra, FIA UI selalu melakukan analisis resiko sebelum kebijakan tersebut diimplementasikan.

“Semua sivitas akademik FIA UI harus membangun nilai KITA (Komitmen, Integritas, Transformatif, dan Amanah). FIA KITA, KITA FIA,” tutup Prof. Chandra.

Sebagai informasi, dalam acara ini turut hadir setiap Koordinator Pengungkit Zona Integritas di lingkungan FIA UI yakni Dr. Umanto, M.Si, Koordinator Pengungkit Manajemen Perubahan; Muhammad Imam Alfie Syarien, S.Sos., MPA, Koordinator Pengungkit Tata Laksana; Indriani, S.E., MA, Koordinator Pengungkit Manajemen Sumber Daya Manusia; Debie Puspasari, M.P.A, Koordinator Pengungkit Penguatan Akuntabilitas; Drs. Kusnar Budi, M.Bus, Koordinator Pengungkit Penguatan Pengawasan Pengawasan; dan Dr. Achmad Lutfi, M.Si., Koordinator Pengungkit Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.