FIA UI Inisiasi Pembentukan The Habibie Center For Public Policy And Governance
[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]DEPOK. Transisi demokrasi Indonesia 20 tahun lalu menjadi tonggak pembentukan tata kelola pemerintahan demokrasi. Sejarah mencatat Habibie sebagai Presiden Indonesia ke-3 berhasil mengawal proses transisi demokrasi. Selain itu, Habibie juga melahirkan berbagai kebijakan yang menjadi fondasi dalam menciptakan tata kelola pemerintah demokrasi di Indonesia.
Hanya saja pekerjaan rumah belum selesai. Indonesia masih menghadapi tantangan dimana saat ini masih peringkat 102 dari 192 negara dalam efektivitas pemerintahan. Selain itu, kualitas layanan publik dari 104 pemerintah daerah masih sekitar 45% berada di zona merah atau rendah. Belum lagi dalam kapabilitas pembuat kebijakan lebih dari 100 kepala daerah tersangkut korupsi.
Permasalahan ini menjadi diskusi dalam silaturahmi antara pimpinan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) dengan mantan Presiden RI B.J Habibie di kediaman Habibie di Patra Kuningan pada Minggu (30/9).
Untuk menyelesaikan permasalahan ini Dekan FIA UI, Prof. Dr. Eko Prasojo memandang diperlukan lembaga yang fokus mengasistensi penguatan tata kelola pemerintahan demokratis. Dalam diskusinya yang berlangsung 3 jam, mantan wakil Menteri Kemenpan RB ini menyampaikan inisiasi pendirian The Habibie Center For Public Policy And Governance di lingkungan Universitas Indonesia. “Nantinya, area program dan kegiatan diharapkan seputar riset kebijakan, advokasi, indeksasi kualitas dan kebijakan dan governansi, dan Habibie Award: Innovative Leadership and Policy,” kata Prof. Eko. Inisiasi ini pun disambut baik Habibie dengan tangan terbuka.
Sekedar informasi, Fakultas Ilmu Administrasi merupakan fakultas di UI yang berdiri pada tahun 2015. Walaupun masih muda fakultas ini gencar melakukan kerjasama dengan berbagai universitas di luar negeri melalui penelitian dan program master. Sebut saja beberapa universitas terbaik di Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, Jerman dan Amerika Serikat.(MI)[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]