Dana Social Protection di Indonesia Cenderung Sangat Besar Dibandingkan Negara Lain di ASEAN

Jumlah social assistant (bantuan sosial) di Indonesia yang cenderung lebih besar dibandingkan negara lain di ASEAN menunjukkan komitmen yang tinggi dari pemerintah. Hal ini diungkapkan oleh Profesor John Murphy, University of Melbourne, saat menjadi pembicara dalam ‘Brown Bag Discussion: Social Protection in Indonesia Compared to ASEAN’ di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Rabu (10/7/19).

“Meski begitu, lebih besar (dana) bukan berarti lebih baik dari negara lain di ASEAN, karena skema perlindungan sosial yang dipilih oleh berbagai negara berbeda-beda.” ujarnya.

Berbeda dengan jumlah besaran, pengelolaan dana jaminan pensiun di Indonesia tidak lebih efektif dibandingan dengan negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.

Menurutnya, satu hal penting yang harus diperhatikan adalah efektivitas pengelolaan jaminan pensiun di Indonesia. Pasalnya, di berbagai negara fenomena bonus demografi dapat mempengaruhi kebijakan social assistant ke depannya.

“Bonus demografi semakin banyak, maka nanti di masa yang akan datang, penerima jaminan pensiun akan sangat besar dan cenderung membebani negara, karena berdasarkan data yang ada saat ini jumlah penerima jaminan pensiun di tiap negara meningkat,” ungkap John.

Selain itu, Indonesia juga menggelontorkan dana yang cukup besar dalam hal free waiver seperti BPJS dan cash transfer seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Diketahui, kehadiran Prof. John Murphy ke FIA UI juga membahas restrukturisasi kurikulum program Double Master Degree antara FIA UI dengan Graduate School of Humanities and Social Sciences University of Melbourne.