Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) kembali berbangga atas prestasi yang ditoreh Tim Taxalove yang beranggotakan mahasiswa DIAF dalam lomba “Accounting Due Verability and Tax Competition 2022 (Advance 2022)” yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jawa Timur.

Tim yang beranggotakan Zakky Ashidiqi (2020), Tiara Ananda Eka Putri (2018), dan Krisna Herdiana (2020) ini mampu menyabet Juara 1 dalam lomba bertema “Prove Accounting and Taxation Skills to Become a Competitive Generation in 4.0. Era” tersebut. “Alhamdulillah setelah perjalanan yang panjang, bisa jadi juara 1” ungkap Zakky.

Lomba ini tak hanya membahas mengenai kemampuan intelektual dalam berdebat, namun juga dalam kecepatan dan ketepatan pengerjaan soal, dan tentunya kerjasama tim yang hebat. Kompetisi tersebut memiliki beberapa tahapan yang dimulai dari perlombaan Pre Eliminary dengan mengerjakan 100 soal secara berkelompok. Kemudian dilanjutkan ke babak penyisihan yang diikuti oleh 35 tim terbaik yang terdiri dari 2 babak: babak pertama 30 soal yang dikerjakan individu dan 1 soal studi kasus SPT 1771 Badan.

“Kemudian 12 tim terbaik berhak untuk mengikuti Babak semifinal, babak semifinal terdiri 2 babak juga dari 3 soal wajib yang langsung ditanyakan oleh dewan juri dan dijawab oleh tiap-tiap peserta dan babak cerdas cermat dengan sistem 16 box, 4 tim dengan akumulasi tertinggi berhak masuk ke babak final (Claim Your Achivement) debat tentang isu perpajakan,” jelas Zakky.

Saat masuk babak final yakni debat babak debat isu perpajakan pertama , Tim Taxalove mengangkat topik “Apakah Threshold PTKP Saat Ini Mencerminkan Asas Keadilan? Ketiga mahasiswa hebat ini memiliki pandangan bahwa peraturan mengenai PTKP saat ini masih belum bisa mengakomodasi asas keadilan vertikal dari segi wajib pajak mengingat data pengeluaran rumah tangga setiap daerah provinsi memiliki perbedaan yang signifikan. Oleh karena itulah ketiganya mengangkat topik tersebut.

Kemudian ketiganya masuk ke babak Grand Final dan mengangkat tema “Kesiapan Direktorat Jenderal Pajak dan Wajib Pajak dalam menyongsong era keterbukaan informasi”. Ketiga pemuda berbakat ini berargumen bahwa prinsip keterbukaan informasi merupakan salah satu komponen dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance).

“Keterbukaan informasi publik merupakan bagian penting dari penyelenggaraan pelayanan publik juga merupakan hak yang sangat penting dan strategis bagi warga negara untuk menuju akses terhadap hak-hak lainnya, karena bagaimana mungkin akan mendapatkan hak dan pelayanan lainnya dengan baik jika informasi yang diperoleh mengenai hak-hak tersebut tidaklah didapatkan secara tepat dan akurat,” jelas Zakky.

Melalui lomba ini, ketiga mahasiswa FIA berbakat ini mampu mempelajari hal-hal baru seperti kehati-hatian dalam interpretasi setiap butir kalimat undang-undang, pentingnya asas Keadilan pajak (tax equity) dalam perumusan kebijakan perpajakan, serta perhitungan matang antara benefit dan cost administration dalam perumusan kebijakan.

Kemenangan ini merupakan hal yang tak disangka oleh ketiga mahasiswa hebat ini. Pasalnya mereka memiliki tantangan yang cukup berat dalam menghadapi lomba. Yakni kondisi kesehatan, kesibukan, serta kesulitan penyamaan waktu diskusi. Namun, ditengah tantangan tersebut, mereka mampu saling menguatkan dan saling menghibur untuk dapat terus berjuang hingga akhir.