Konferensi Internasional tentang Ilmu Administrasi, yang diadakan oleh Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Qatar Sheikh Khalid bin Khalifa bin Aziz al-Thani berlangsung dengan baik. Konferensi tersebut membahas sejumlah topik yang urgen, dan membahas mengenai kemampuan pembangunan negara-negara dan kontribusinya terhadap pembangunan yang menyeluruh. Sejumlah besar akademisi dan pakar di bidang administrasi publik dan pemerintahan dari Qatar dan luar negeri juga turut berpartisipasi dalam konferensi ini.

Di sela sesi kesimpulan, Prof. Dr. Eko Prasojo, mag.rer.publ. selaku Wakil Menteri Administrasi Publik Indonesia Periode 2011-2014 dan juga selaku Ketua Klaster Riset Policy, Governance and Administration Reform (PGAR) Universitas Indonesia menyampaikan bahwa implementasi kebijakan baru yang membolehkan sektor swasta memasuki sektor publik berdampak pada daya saing karir sektor publik serta pola pikir pegawai pemerintahan menerima begitu saja sebagai karir seumur hidup.

“Kami melihat semangat integrasi, yaitu membawa pola pikir swasta ke sektor publik, seperti daya saing, profesionalisme, juga sistem konektivitas yang modern,” ujarnya. “Kami memulainya pada tahun 2014, dengan memperkenalkan undang-undang baru tentang sistem kepegawaian di Indonesia.”

Dirinya menambahkan, Indonesia telah beralih dari sistem karier tertutup ke sistem karier terbuka, di mana pejabat tinggi publik bisa berpindah dari satu kementerian ke kementerian lain, dan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dan sebaliknya. “Kami juga membuka kesempatan kepada pihak swasta untuk memperebutkan posisi Dirjen, dengan kontrak selama satu tahun yang dapat diperpanjang sesuai kebutuhan pemerintah,” ujar Eko.

Prof. Eko berpendapat bahwa hal tersebut tentunya berdampak pada daya saing birokrasi dan kualitas pelayanan publik, karena sumber daya manusia dari sektor swasta dapat membawa semangat sektor tersebut ke sektor publik.

“Saat ini saya terlibat dalam tindak lanjut dan memastikan strategi wakil presiden dapat diimplementasikan secara efektif di kementerian dan pemerintah daerah,” tambah Prof. Eko.

Pada hari terakhir konferensi yang dihadiri lebih dari 300 peserta dari 70 negara, para peneliti membahas mengenai berbagai tantangan serta arah manajemen sumber daya manusia di negara-negara Gulf Cooperation Council (Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar), negara berkembang, dan tata pemerintahan yang baik, serta peran pelatihan dan konsultasi pusat dalam mendukung lembaga nasional.

Acara yang berlangsung selama tiga hari (14-16 Februari 2023) ini diselenggarakan oleh School of Economics, Administration and Public Policy (SEAPP) di Doha Institute for Graduate Studies, bekerja sama dengan International Institute of Administrative Sciences (IIAP) Belgia.