Isu kesehatan mental menjadi isu yang hangat dibicarakan saat ini. Pasalnya seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup. Sehingga kesehatan mental akan sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang dalam segala hal yang dikerjakan atau dilakukan. Isu kesehatan mental merupakan topik yang dibahas dalam Talkshow Ikatan Wanita Keluarga (IWK) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) yakni dengan topik It’s Okay To Not Be Okay: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental.

“Alasan pentingnya kita peka terhadap isu kesehatan mental diantaranya adalah meningkatkan kualitas hidup; meningkatkan produktivitas; menjaga hubungan yg sehat; mencegah masalah kesehatan mental yg lebih serius spt depresi kecemasan dan bipolar; dan menjaga kesehatan fisik. Oleh karena itu, kita sangat perlu untuk terbuka terhadap isu ini agar di lingkungan keluarga, kerja, dan lainnya kita bisa bahagia dan memiliki kinerja yang maksimal,” kata Lyviana Chandra, SE., MM. selaku Ketua IWK FIA UI.

Shabrina Audinia selaku narasumber dalam Talkshow tersebut menyebut bahwa stres adalah salah satu kondisi yang mengancam kesehatan mental. Stress adalah reaksi tubuh atas ancaman atau tekanan dan stress juga merupakan tekanan fisik dan emosi yang bisa membuat kita kurang nyaman. Namun, stress merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia.

“Stres adalah Wajar! Stres merupakan reaksi wajar dan sehat yang berasal dari manusia yang kita alami dari waktu ke waktu. Stres bisa membantu kita untuk belajar hal baru, mengejar deadline, membantu kita menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan cepat, dan memotivasi diri karena adanya hormon epinephrine. Ada dua jenis stres yaitu Eustress Stres yang membuat lebih semangat dan produktif dalam menghadapi situasi dan membuat individu berkembang. Kedua adalah distress yang tidak dapat dikontrol dan terjadi berkepanjangan dan membuat kewalahan serta berdampak buruk bagi individu,” kata Shabrina.

Lebih lanjut, Shabrina menyatakan bahwa stress berasal dari dua sumber yakni sumber eksternal diantaranya adalah lingkungan fisik; organisasi seperti pekerjaan aturan, beban kerja, deadline, tuntutan beradaptasi dalam new normal; kejadian besar dalam hidup; kesibukan sehari-hari. Sedangkan sumber internal adalah sumber yang berasal dari internal seseorang yakni seperti pilihan gaya hidup self-talk; pikiran buruk/irasional ; serta kepribadian.

“Pikiran kita memiliki tiga stage dalam menghadapi stre yaitu alarm stage dimana pikiran melabeli sumber stres sebagai “ancaman”, mengaktifkan hormon “stres” adrenalin, norepinefrin, dan kortisol. Kemudian, kedua adalah resistance stage yakni tahap adaptasi terhadap stres. Kortisol dipertahankan agar bisa melawan stres; dan terakhir adalah exhaustion stage dimana energi tubuh habis, imun sistem menurun, tubuh tidak lagi kuat menghadapi stres dan akan memicu kondisi burnout yakni kondisi stres berkepanjangan membuat kita merasa kelelahan secara emosional, fisik, dan psikologis,” ungkap Shabrina.

Untuk mengelola stress, kita perlu memahami bahwa pada kenyataannya, ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa kita kendalikan. Sehingga kita perlu fokus pada hal yang bisa kita kendalikan dan kita juga bisa melakukan coping stress yaitu upaya yang dilakukan oleh individu untuk menanggulangi stress yang dapat dilakukan dengan berbagai ara yaitu emotion focused coping yakni fokus pada masalah yang menyebabkan stres; problem focused coping yaitu fokus pada pengaturan emosi yang muncul dari pengalaman stres; emotion focused coping yaitu mencari dukungan sosial, memberikan makna pada pengalaman stres, memberikan jarak dan mengatur diri; dan problem focused coping yakni dengan membuat perencanaan – Membuat tujuan – Berperilaku asertif – Mengemukakan pendapat dengan objektif.

“Kita juga dapat melakukan teknik sederhana untuk membantu mengelola stres yang dinamakan Self-help salah satunya adalah mengelola napas; grounding; aktivitas fisik; dan
Journaling. Apabila kesulitan mengelola stres seorang diri, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional merupakan hal yang wajar untuk dilakukan,” kata Shabrina menutup sesi pemaparanya.

Dalam sesi talkshow dari tendik, anggota IWK, dan dosen member pandangan mereka terdapat pandangan masing-masing terkait kesehatan mental. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 17 Februari 2023 di Auditorium Edisi 2020 Gedung M FIA UI.