Ketika Anggaran Berbasis kinerja dilakukan dengan baik, maka anggaran yang ada akan efisien dan dimanfaatkan secara maksimal, serta meminimalisir inefisiensi dalam belanja negara.

Hal tersebut disampaikan oleh Ummu Nur Hanifah, S. I. A yang merupakan Analis Kebijakan Muda Kementerian PANRB dalam Virtual Public Lecture Series II yang diselenggarakan oleh Fakultas Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Rabu (28/4/2022) siang dengan tema “Mengukur Akuntabilitas Kinerja Pemerintah berdasarkan Praktik Monitoring dan Evaluasi di Beberapa Daerah”

Acara ini dimulai dengan pengantar oleh Moderator Kuliah Umum yakni Drs. Muh Azis Muslim, M.Si yang mengatakan webinar kali ini akan membahas mengenai implementasi SAKIP yang memuat perencanaan strategis dan sistem monitoring, evaluasi, pengukuran dan pelaporan kinerja sebagai tolok ukur akuntabilitas instansi pemerintah di masing-masing daerah di Indonesia.

“Harapannya kita bisa mengambil beberapa pelajaran dalam praktek pelaksanaan implementasi SAKIP ini di berbagai daerah di Indonesia,” sambut Azis Muslim.

Ummu Nur Hanifah, S. I. A kemudian menyampaikan materi paparannya dengan menjelaskan mengenai pos belanja negara dalam APBN Tahun 2012 hingga 2022 yang semakin meningkat, sementara capaian beberapa indikator pembangunan nasional tidak terlalu signifikan.

“Banyaknya belanja negara yang dikeluarkan tidak berbanding lurus dengan pergerakan indikator strategis nasional. Tentunya ada masalah disini,” pungkasnya.

Melalui kajian Menpan-RB, lanjut Ummu, hal ini terjadi karena pengguna anggaran negara yang boros, inefisien, dan tidak bijaknya pemerintah dalam alokasi anggaran. Hal itu terjadi karena banyak instansi pemerintah tidak memiliki target jelas hal yang ingin dicapai, ukuran kinerjanya tidak jelas, program kegiatan yang tidak berkaitan, serta kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud kegiatan.

Selanjutnya, Ummu menjelaskan SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah), manajemen kinerja sektor publik untuk mendukung tujuan negara, merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

“Melalui SAKIP kami mendorong terciptanya perubahan paradigma pada tiga hal yakni fokus kinerja yang sebelumnya berbasis laporan dan sekarang menjadi sistem kerjanya; kerja yang awalnya berfokus pada keuangan yakni realisasi anggaran menjadi kinerja dilihat dari dampak rancangan strategis yang dibentuk; serta proses manajemen kinerja yang sebelumnya proses administratif menjadi manajerial,” jelasnya.

Setelahnya, Ummu menjelaskan bahwa SAKIP mendorong anggaran berbasis kinerja melalui perumusan tujuan/sasaran prioritas yang jelas, penetapan ukuran target kinerja dan target untuk mengukur keberhasilan, perumusan program,/kegiatan yang mendukung tujuan/sasaran, dan menetapkan anggaran sesuai dengan program/kegiatan yang telah dirumuskan.

Tantangan dalam implementasi SAKIP, tambah Ummu, diantaranya adalah isu collaborative governance atau crosscutting; integrasi perencanaan, penganggaran, dan kinerja; dan kinerja menjadi dasar dalam manajemen internal pemerintah. Namun, dengan implementasi SAKIP yang baik dan konsisten, penggunaan anggaran akan semakin baik dan efisien.

Pemaparan materi pun selesai, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dimana satu dari lebih dari 200 peserta bertanya “Apakah pendapatan atau gaji ASN berhubungan dengan kinerja dari instansi pemerintah?”.

Ummu menjawab bahwa hal ini menjadi sebuah hal yang diusahakan oleh Kemenpan -RB dimana terdapat perbedaan perspektif antara Kemenpan-RB dengan Kemenkeu. “Kemenkeu menuntut ASN harus memiliki profesionalitas kinerja yang tinggi sehingga dapat diberlakukan peningkatan gaji, namun Kemenpan-RB menilai bahwa gaji yang tinggi akan mencoba melakukan yang terbaik sehingga kinerjanya meningkat. Hal ini akan kita lakukan penelitian lebih lanjut semoga dapat menemui titik tengah,” jawabnya.